Senin, 14 Maret 2011

Penerima Award di FIRST INDONESIAN NASHEED AWARD 2011



Sabtu, 12 Maret 2011 (Istora Senayan, 10th Islamic Book Fair)

1. KATEGORI ACAPELLA
A. LAGU FAVORIT = AWAN—KEKASIH ALLAH

B. GRUP FAVORIT = GRADASI


2. KATEGORI HAROKI
A. LAGU FAVORIT = SHOUTUL HAROKAH—BANGKITLAH NEGERIKU

B. GRUP FAVORIT = IZZATUL ISLAM



3. KATEGORI MUSIK
A. LAGU FAVORIT = THE CS—MAMA BUNDA UMMI APAPUN NAMANYA

B. DUO/GRUP = SNADA

C. SOLOIS = OPICK



4. KATEGORI ISLAMIC ROMANTIC
A. LAGU FAVORIT = SUBY-INA DI UJUNG PENANTIAN
B. SOLOIS/DUO/GRUP = SUBY-INA



5. KATEGORI MANCANEGARA = MAHER ZEIN—BAROKALLAHULAKUMA


6. PIONEER NASHEED HAROKI = IZZATUL ISLAM


7. PIONER NASHEED ACAPELLA = SNADA

Rabu, 23 Februari 2011

Se-Tahun ALIANSI RADIO ISLAM INDONESIA


Persalinan yang Idealis

Menjamurnya media-media Radio di abad ini tak dapat dipandang sebelah mata. Kekuatan media mampu mengubah paradigma masyarakat. Namun apalah artinya kekuatan sebuah media tanpa ada kekuatan dari media lain di sekitarnya. Filosofi sapu lidi nampaknya menjadi sebuah analogi yang tepat untuk menggambarkannya. Fungsi Sapu lidi adalah membersihkan dan menyatukan yang terserak sementara satu batang lidi takkan mampu membersihkan dan mengumpulkan yang terserak bahkan belum dapat dikatakan sebagai SAPU LIDI sebelum akhirnya batang lidi itu bergabung menjadi satu simpul ikatan SAPU LIDI yang memiliki kekuatan untuk menjalankan fungsinya. Begitu halnya dengan MEDIA.

Menindaklanjuti pertemuan di acara Talkshow Radio Islam yang diadakan oleh Salahsatu Organisasi Nasyid Tanah Air saat Ramadhan tahun 2009, teman-teman media Radio Islam kala itu bermimpi untuk memiliki satu kantor berita utama keislaman. Sehingga tercetuslah sebuah keinginan untuk membuat semacam Forum atau Asosiasi [apapun namanya] untuk seluruh media Radio Islam se-Jabodetabek. Misinya sangat sederhana untuk lebih menguatkan dan saling mengokohkan antara media - media Radio Islam di Jabodetabek.

Jum’at 8 Januari 2010 bertempat di Graha SABILI untuk pertama kalinya Silaturahim awak media Radio Islam Se-Jabodetabek itu terwujud. Dengan mengundang seluruh perwakilan media radio Islam se-Jabodetabek namun karena beberapa hal pada hari itu hanya beberapa perwakilan dari tiap media yang hadir.

Pertemuan selanjutnya di bulan Febuari, kali ini tidak hanya rekan media Jabodetabek saja namun beberapa rekan Media daerah juga hadir seperti DJFM Dumai Riau. Perlahan namun pasti kami mulai me-list Radio-radio Islam di Indonesia.

Kesempatan yang sama memang tidak datang dua kali. Berterimakasih atas banyak pihak yang ikut dalam proses persalinan kami. Sekedar mengingatkan kembali, pertemuan perdana yang tanpa disengaja di sebuah restoran pizza di Jakarta membuat kami akhirnya mengetahui semangat, visi misi, latarbelakang dan bahkan kesulitan yang dialami rekan2 media Radio Islam yang berjumpa kala itu. Berangkat dari sebuah pertanyaan yang dihadirkan oleh peserta talkshow, “mampukah media Islam [Radio Islam] membuat kantor berita yang mumpuni, menjadi barometer berita keislaman?”, merasa tertantang dengan pertanyaan tersebut, idealisme pun tergerak, kenapa tidak kita bahu membahu memberikan informasi yang normatif, cover both side, meng-advokasi suara umat islam?

Acara talkshow yang digelar oleh salahsatu organisasi Nasyid di Indonesia yang tadinya sedikit tegang sedikit membahas media2 radio komersil dan dakwah perlahan mulai berubah jadi pertemuan yang menyejukkan, penuh semangat yang tinggi, meskipun beberapa kali terbentur dengan kebijakan masing2 media namun misi yang menyatukan kami; SIAP menjadi media Islam yang memberikan advokasi  suara umat Islam. Radio Sabili, NurisFM Tangerang, IC RADIO dan RISMATA FM hadir dalam talkshow waktu itu.

Pertemuan Perdana yang berlanjut pada Pertemuan Rutin

Masih mencoba untuk bisa menyatukan langkah rekan2 media radio dalam barisan ini [baca:ARIN]. Meskipun ini bukan yang pertama, kabarnya dulu juga sempat ada semacam perkumpulan media radio Islam [digagas oleh teman2 di DAKTA] namun tak berlangsung lama harus hilang karena kesibukan masing2 personel. Begitupun ARIN di usia balitanya, 1 tahun.

Pertemuan perdana berubah menjadi pertemuan rutin, meskipun tidak pernah lengkap. Usai listing media kami coba membuat pertemuan yang ‘berisi’ entah itu kajian, berbagi ilmu siaran, sharing permasalahan masing2 radio hingga berbagi informasi.

Awal tahun 2010 acara perdana kami adalah LOMBA NASYID SOLOIS kerjasama dengan IBF 2010 menggarap pula acara NURIS NASHEED AWARD yang menjadi cikal bakal INDONESIA NASHEED AWARD 2011.

Medio 2010 list media radio kami mulai penuh, selain Jabodetabek perlahan kami mulai mengajak rekan2 media radio lain di daerah dan lebih membuat kami bahagia dan juga terharu siaran kami sudah sampai ke Radio Perantau Indonesia di Hongkong dan kami pun mulai membuka jaringan ke Radio2 Muslim di Luar Negeri seperti di Eropa, Inggris dan Amerika. Ini seperti mimpi yang perlahan Allah mudahkan. Media radio dari Sabang hingga Merauke. Rasa haru mulai terasa saat teman2 di daerah pun menyambut dengan baik ajakan ini.

Hingga akhirnya memasuki bulan Ramadhan 2010, pertemuan perdana itu menjadi Pertemuan Rutin melalui Udara, artinya pertemuan yang berubah menjadi acara rutin Radio “SIARAN BARENG ARIN” yang diikuti oleh beberapa rekan media Radio seperti Seulaweut Banda Aceh, Jambi FM, Darul Jadid Dumai Riau, NurisFM, MQFM Bandung, MHFM Solo hingga Radio Himpunan Masyarakat Muslim Papua.

Dan di milad kami yang perdana ini [20 Febuari] berbarengan dengan project kedua kami INDONESIAN NASHEED AWARD 2011.

Belum banyak kontribusi ARIN dalam satu tahun, masih banyak yang belum merasakan manfaatnya, karena memang kami masih menapaki, belajar untuk bisa kembali mengajak rekan2 media radio lain di daerah bergabung bersama kekuatan ini. Bukankah berjama’ah lebih baik daripada munfarid? kami menyebutnya bermitra = berjama’ah

Terimakasih untuk semua pihak yang sudah mendukung eksistensi kami. Teman2 radio Islam yang tergabung di ARIN, teman2 Music Director, teman2 Programme Director, Listener Lintas Radio, Radio Islam Jabodetabek, Sabili On Air, DaktaFM, NURIS FM, AM 792 Radio As Syafi’iyah Jakarta, MHFM Solo, DJFM Dumai, Seulaweut Aceh, Jambi FM, MQFM Lampung, ARadio Balam, MQFM Bandung, MQFM Jogja, ErdamahFM, Jazirah UMB Bengkulu, Stara Radio, ICRadio, Radio SuaraMuslim Surabaya, HMM Papua, ALIFTV, Laa Tahzan TV, ALMARI Bandung, teman2 milist Praktisi Radio, sahabat di milist ForumJurnalisMuslim, sahabat di milist aliansi_radio_islam_indonesia, rekan2 media radio di Blogger Dakwah RADIO, Teman2 penyiar Radio Islam, Asosiasi Nasyid Nusantara, Forum Silaturahim Nasyid Indonesia, sobat Munsyid Indonesia, ANN dari berbagai Wilayah dan semua pihak, rekan, sahabat yang sudah membantu dan bekerjasama dengan ALIANSI RADIO ISLAM INDONESIA yang tak dapat disebutkan satu persatu.

Mohon do’a agar kami bisa konsisten dengan kinerja kami untuk syiar Islam melalui media Radio. Semoga Allah mempermudah dan meridhoi segenap usaha dan kerja2 ini. Allahumma Amiin.


Maksud dan Tujuan berafiliasi :
  1. Menjalin tali silaturahmi antar radio-radio Islam sehingga dapat bersinergi yang positif, saling mendukung, dan saling menguntungkan untuk kemajuan radio-radio Islam di Indonesia.
  2. Menguatkan jaringan dan posisi antar Media radio Islam se-Indonesia.
  3. Menguatkan pemberitaan dan siaran serta info lainnya terkait dengan advokasi umat Islam.
  4. Berkeinginan untuk memiliki satu kantor berita [antar Radio~ada yang menjadi radio rujukan].
  5. Menjalin kerjasama yang bisa menghasilkan tambahan income bagi radio-radio yang tergabung dalam aliansi
Selamat Milad ALIANSI RADIO ISLAM INDONESIA. Semoga Keberkahan dan kebaikan senantiasa menyertai.
Allahumma Amin.


Sumber:

MENGENANG KH. ABDULLAH SYAFI'IE





Umat Islam kini agaknya merindukan kepemimpinan ulama sejati, seperti sosok KH Abdullah Syafi'ie, meski kini banyak da'i kondang dan penceramah yang mampu menghibur umat. KH Abdullah Syafi'ie memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat, namun di sisi lain bekepribadian teguh dan lembut hati. Ia pun punya daya pesona, utamanya satu kata dengan amalannya. Ucapan dan perbuatan sejalan.

Putera Betawi, yang lahir pada Sabtu, 10 Agustus 1910, itu adalah sulung dari dua bersaudara, putra pasangan H.Syafi'ie bin Sairan dan Nona Binti Asy'ari. Dia hanya mengecap pendidikan formal kelas dua SD. Tetapi, kepiawaiannya di mimbar patut diacungi jempol. Abdullah bagi warga Betawi adalah "Singa Podium". Bicaranya jelas, lantang, keras, menghunjam qolbu bagi kaum muslimin dan muslimat.

Kendati begitu, ia disegani, didekati dan dicintai bukan lantaran jabatan yang disandangnya, tetapi karena ilmu dan kepribadiannya yang mempesona. Dalam buku "Apa dan Siapa", diungkapkan bahwa Abdullah tak tertarik menuntut ilmu di sekolah formal karena cara belajar lamban. Ia bercita-cita menjadi ahli pidato, berdakwah, pandai mengaji. Karena itu ia memilih belajar pada kiai dan ulama di Jakarta dan Jawa Barat. Pada usia 13 tahun, ia naik haji bersama neneknya, 1923.  Keteladanan beliau patut diikuti. Komitmennya dalam berdakwah dan membimbing umat menjadikan Abdullah sebagai ulama besar yang mewakafkan hidupnya untuk agama, bangsa dan tanah air.

Abdullah Syafi'ie meninggal pada hari Selasa, 18 Zulhijjah 1405 H/3 September 1985. Semasa hidup, Abdullah dikenal berhati lembut.  Dia selalu mengajak umat kepada Tahidullah dan aqidah ala thoriqoh Ahlissunnah wal jama'ah. Selalu mengajak jamaah beristghfar dan mengumandangkan kalimat ttauhid: Laa illaaha illallah - Muhammadurrasuululah.

Dia punya dua anak; KH Abdul Rasyid AS dan Dr. H. Tutty Alawiyah A.S. Mereka ini adalah penerus perjuangan Abdullah Syafi'ie, terutama dalam bidang dakwah, tetap mewarisi corak pidato orangtuanya.

Almarhum semasa hidupnya punya pendirian teguh membela akidah Islam dan menegakkan amar makruf nahi munkar. Abdullah sempat menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) di bawah kepemimpinan Buya Hamka. Kendati duduk sebagai pengurus MUI, ia disegani, didekati, dicintai masyarakat bukan lantaran jabatan yang disandang. Semua itu karena kepribadiannya. Dalam konteks kekinian, Abdullah punya kepedulian dengan pendidikan. Pemimpin sejati memang selalu berpikir tentang generasi sesudahnya, mempersiapkan generasi masa datang lebih baik dan berkualitas.

Semangatnya memang luar biasa. Baru empat tahun sepulang dari tanah suci, ia merintis pengajian dengan empat murid. Pusat pengajian Al-Islamiyah di Bali Matraman, Jakarta berkembang, lengkap dengan para kiai, asrama, masjid. Sekitar 1940, ia mengubah nama Al-Islamiyah menjadi As-Syafi'iyah. Pengubahan nama didasari pada keyakinannya sebagai penganut mazhab Syafii. Pada 1972, Abdullah mendirikan Yayasan Perguruan As-Syafi'iyah. Dalam beberapa tahun kemudian, dia sudah mengelola 33 lembaga dari TK hingga perguruan tinggi, 19 lembaga dakwah, 11 lembaga sosial. Di samping menyelenggarakan pendidikan yang konvensional, dia juga mendirikan Pesantren Khusus Yatim, Proyek Pengadaan Ulama Ma'had Aly, Sekolah Tinggi Wiraswasta, Taklim Angkasa, Tabligh dan latihan dakwah.

Kegiatan perguruan berpusat di tiga kampus: Bali Matraman, Jatiwaringin, Cilangkap. Belum lagi madrasah yang tersebar di berbagai tempat. Sikap ikhlas merupakan modal utama bagi ulama, dai dan pendidik. Hal inilah yang menentukan berhasil tidaknya bagi ulama di tengah masyarakat.

Perjuangan KH Abdullah Syafi'ie pantas dijadikan panutan, terutama dalam menjalin ukhuwwah di antara umat Islam, tanpa menunjukkan kefanatikan golongan atau aliran. Dakwah beliau mampu menjembatani mereka yang menamakan diri kalangan modernis maupun tradisional di dalam masyarakat. “Singa podium" itu masih dikenang bersama perjuangannya. Memang banyak dai kondang, namun ulama sekaliber Abdullah Syafi'ie masih langka. 

Selasa, 22 Februari 2011

PROFIL RADIO


AM 792 Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta, yang mengudara sejak tahun 1967, telah dikenal oleh masyarakat Jakarta sebagai radio siaran yang memadukan unsur informasi & hiburan dalam kemasan da’wah yang khas, memberi petunjuk dalam kesejukan Islam

(alm) KH Abdullah Syafi’ie pendiri dan perintis dari Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta.

Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta sendiri mulai bersiaran sejak tahun 1967 dengan badan hukum “Perkumpulan Radio Amatir”, selanjutnya tepat pada tanggal 12 Maret 1972 terjadi perubahan badan hukum Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta yang sebelumnya “Perkumpulan Radio Amatir” menjadi Badan Hukum Non Profit yakni “Perkumpulan Radio Siaran As Syafi’iyah” yang saat itu Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta masih bersiaran di frekuensi AM 864 KHz dan ditetapkan tanggal 12 Maret 1972 menjadi Hari Ulang Tahun Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta

AM 792 Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta, yang mengudara sejak tahun 1967, telah dikenal oleh masyarakat Jakarta sebagai radio siaran yang memadukan unsur informasi dan hiburan dalam kemasan da’wah yang khas, memberi petunjuk dalam kehidupan serta menghadirkan kesejukan. Konsep program seperti ini ternyata telah membentuk masyarakat pendengar loyal yakni ”Keluarga Muslim yang dinamis dalam balutan nilai-nilai religius dengan toleransi yang tinggi”

Station Radio AM 792 Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta dibawah naungan lembaga hukum, Nomor Anggota PRSSNI 861-II/2003, Call Sign PM3BFO, Nomor Izin 00408561-000SU/202006, Alamat Studio Jl. Masjid Al Barkah Balimatraman No. 17 Tebet, Jakarta Selatan.

Program AM 792 Radio Suara As Syafi’iyah Jakarta, disajikan secara hangat, cerdas, bersahabat dan menghibur yang disampaikan dalam tutur kata menyejukkan, memberi inspirasi, semangat hidup dan optimisme dalam aktifitas, dibalut nilai-nilai religius, memberi motivasi dan memperkaya rohani.

Semua disajikan secara sejuk, menghibur dan menenteramkan, sesuai dengan tema radio “SUARA PETUNJUK dan PENYEJUK HATI”